JAKARTA, 8 Februari (Dotnews) – Indonesia telah memulai perundingan dengan Inggris untuk memulangkan pemerkosa paling produktif dalam sejarah Inggris, kata seorang menteri senior, menyusul langkahnya untuk juga mengupayakan pemulangan seorang tahanan Teluk Guantanamo yang dituduh sebagai salah satu perencana bom Bali.
Reynhard Sinaga, 41, dinyatakan bersalah di Manchester pada tahun 2020 karena menyerang 48 pria, yang ia beri obat bius setelah membawa mereka kembali ke apartemennya dari bar dan klub di kota Inggris tersebut.
Pengadilan Manchester memutuskan bahwa Sinaga harus menjalani hukuman setidaknya 30 tahun penjara atas total 159 pelanggaran yang dilakukan dari Januari 2015 hingga Mei 2017.
Menteri Senior Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan kepada wartawan pada Kamis malam bahwa pembicaraan dengan pemerintah Inggris masih dalam tahap awal.
Mekanisme pemulangan tersebut akan diputuskan kemudian, katanya, bisa melalui pemindahan tahanan atau melalui pertukaran dengan tahanan Inggris yang dipenjara di Indonesia.
“Sebesar apapun kesalahan warga negara, negara punya kewajiban membela warga negaranya,” kata Yusril.
“Ini bukan pekerjaan mudah bagi kami,” katanya, seraya menambahkan ada banyak hal yang perlu dinegosiasikan dengan pemerintah Inggris.
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka tidak memiliki perjanjian pemindahan tahanan dengan Indonesia, yang menurut mereka akan diperlukan untuk memindahkan tahanan mana pun dari negara tersebut.
Indonesia juga tengah mencari cara untuk memulangkan Riduan Isamuddin , yang lebih dikenal sebagai Hambali, yang dituduh terlibat dalam beberapa serangan mematikan termasuk pengeboman Bali tahun 2002.
Berdasarkan aturan Inggris, Sinaga hanya dapat mengajukan keringanan hukuman setelah ia mendekam di penjara selama 30 tahun, kata Yusril.
Keluarga Sinaga telah bertemu dengan perwakilan kementerian untuk mengupayakan pemulangannya.
Jika pemerintah Inggris setuju untuk memulangkannya, dia akan dipenjara di penjara dengan keamanan maksimum, kata Yusril. “Jika tidak, dia akan menimbulkan masalah baru.”
Sinaga, yang telah berada di Inggris sejak 2007, menargetkan pria muda yang tampak mabuk atau rentan dan membuat mereka pingsan dengan obat penenang.
Investigasi pemerkosaan tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah hukum Inggris.