Serupa dengan balai lain di Serang, Bekasi, Bandung, dan Semarang, BBPVP Makassar disebut punya potensi menjadi yang terdepan dalam mengakselerasi kualitas SDM Indonesia.
Untuk menjawab tantangan global seperti otomatisasi, transisi energi, hingga kecerdasan buatan, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyusun empat pendekatan strategis:
Penguatan SDM dalam program hilirisasi dan koperasi – termasuk pelatihan bagi pengelola 80 ribu koperasi yang sedang disiapkan.
Peningkatan penempatan tenaga kerja luar negeri secara terstruktur dan aman, dengan target 450 ribu pekerja migran di tahun ini.
Kemitraan aktif dengan sektor industri termasuk memastikan minimal 1% tenaga kerja lokal direkrut di kawasan industri.
“Dan Pengembangan tenaga kerja mandiri berbasis inovasi, termasuk penguatan peran balai pelatihan sebagai Talent and Innovation Hub,” tururnya.
Yassierli menyebutkan bahwa BBPVP Makassar akan dilengkapi dengan fasilitas seperti Karantina Corner, ruang kreatif bagi generasi muda untuk bertukar ide, mengikuti pelatihan, bahkan mengakses pendanaan dan inkubasi usaha melalui kerja sama dengan Himbara.
Salah satu program utama yang diresmikan hari ini adalah fasilitasi penempatan tenaga kerja penyandang disabilitas. Bagi Yassierli, hal ini bukan hanya soal pelatihan teknis, tetapi tentang pemenuhan hak konstitusional untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan lingkungan kerja yang aman.
“Kami ingin semua balai menjadi ruang aman dan produktif bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi milenial dan penyandang disabilitas. Harapan generasi muda itu sederhana: pemerintah hadir. Maka kami hadir,” tuturnya.