Sevara terpisah, Anggota DPRD Makassar, Fasruddin Rusly, juga meluruskan isu menyesatkan yang beredar di media sosial pasca insiden kericuhan dan pembakaran Gedung DPRD Makassar pada 29 Agustus lalu.
Ia menegaskan bahwa informasi yang menyebut Wali Kota dan DPRD panik, kabur sebelum rapat paripurna selesai, serta tidak menemui pendemo, adalah kabar bohong yang sengaja digoreng untuk menyesatkan publik.
“Saya hadir langsung dalam paripurna itu. Sidang berjalan normal untuk mendengarkan penjelasan Wali Kota terkait APBD Perubahan. Rapat selesai, forum resmi ditutup, baru kemudian massa datang dan melakukan aksi anarkis, Jadi tudingan Wali Kota kabur sebelum paripurna selesai itu tidak benar sama sekali,” tegas Fasruddin.
Politisi PPP itu menambahkan, Wali Kota Makassar bahkan tiba lebih awal sebelum rapat dimulai. Saat itu, kondisi sekitar gedung DPRD masih kondusif, tidak ada tanda-tanda kehadiran massa. Situasi baru berubah setelah rapat selesai dan paripurna ditutup oleh pimpinan dewan.
“Pak Wali hadir lebih dulu, sebelum ada massa di lokasi. Rapat paripurna berjalan normal, kemudian selesai, forum ditutup. Setelah itu barulah massa muncul membuat kegaduhan, menyerang, dan membakar kantor DPRD,” jelasnya.
Fasruddin menilai, narasi yang berkembang di media sosial adalah bentuk kampanye hitam yang dimainkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, isu tersebut sengaja digoreng untuk menyesatkan masyarakat dan memperkeruh suasana pasca tragedi. Ada oknum yang sengaja membuat black campaign.
“Informasi itu sesat, menyesatkan, dan tidak sesuai fakta. Saya tegaskan sekali lagi, rapat sudah selesai baru massa masuk. Jadi tidak ada istilah kabur, karena sidang memang sudah ditutup secara resmi,” tutupnya.