“Ini adalah momentum untuk membangun kolaborasi. Kita harus bekerja bersama di semua lintas instansi demi meminimalisir potensi banjir di Kota Makassar,” tegas Munafri dalam arahannya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya antisipatif menghadapi musim penghujan.
Fokus utama saat ini adalah membersihkan seluruh saluran air agar aliran bisa berjalan lancar dan tidak tersumbat oleh sedimen, sampah, atau kabel yang menggantung di dalam saluran.
“Seluruh saluran yang ada di kota menjadi komitmen bersama untuk dibersihkan. Kita tidak mau pekerjaan ini dilakukan saat musim hujan tiba, tapi harus dimulai sejak sekarang,” tambahnya.
Wali Kota menekankan bahwa kawasan Pettarani sebagai salah satu titik rawan yang selalu menjadi langganan banjir saat intensitas hujan tinggi.
Oleh karena itu, ia meminta perhatian khusus terhadap jalur ini, termasuk penggantian pompa air di wilayah Andi Jemma.
“Pompa yang lama kapasitasnya kecil. Kita akan ganti dengan kapasitas 425 liter per detik agar respon penyaluran air ke kanal lebih cepat dan maksimal,” jelasnya.
Munafri juga menyinggung pentingnya penataan kabel-kabel di dalam saluran air yang selama ini menjadi penyumbat utama. Ia menegaskan bahwa harus ada inventarisasi kabel-kabel milik berbagai pihak, dan yang tidak aktif harus segera dicabut.
“Jangan sampai kabel yang sudah tidak berfungsi tetap terpasang dan malah menjadi penyumbat. Kalau sudah tidak berguna, harus diputus saja. Ini bagian dari penguatan kontrol dan pengawasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, politisi Golkar itu menuturkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar bersih-bersih biasa. Ia menyebutnya sebagai bagian dari tugas rutin bersama dalam mengurangi risiko banjir secara sistematis dan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya kumpul-kumpul. Ini pekerjaan nyata. Kita ingin mengurangi lama dan tinggi genangan. Kita tidak boleh biarkan aktivitas masyarakat terhenti hanya karena air tak mengalir,” katanya.
Appi juga mengungkapkan bahwa Dinas PU Makassar akan mulai menerapkan mekanisasi dalam pengerukan saluran, guna meningkatkan efisiensi kerja.
Pasalnya, kemampuan tenaga manusia dalam pengerjaan manual memiliki keterbatasan.
“Kita butuh teknologi dan alat berat yang bisa mempercepat pengerukan sedimen di dalam saluran,” ujarnya.