Ia menambahkan, terkait dengan kerawanan andongan jaringan rendah tersebut sejumlah program mitigasi telah dilakukan, antara lain melakukan sagging (peninggian) tower termasuk didalamnya telah dilakukan pengembangan jaringan bawah tanah Under Ground Cable 150kV telah diterapkan di jalur Bontoala–Tanjung Bunga, Bontoala–Tallo Lama, dan KIMA–Daya Baru.
Munafri menyambut baik pemaparan tersebut dan menyatakan dukungan penuh terhadap langkah PLN. Soal kerawanan akibat tegakan pohon, Ia menekankan bahwa pemerintah kota siap berkolaborasi dengan PLN dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Menurutnya, langkah penertiban seperti penebangan pohon yang mendekati jaringan harus dilakukan dengan pendekatan persuasif agar masyarakat memahami pentingnya menjaga keandalan listrik.
“Nanti saya coba turun sama tim, sosialisasi saya panggil camat dan lurahnya terkait. Karena ini menyangkut keselamatan, kita bisa adakan himbauan seperti ada papan bicara dan sebagainya,” ujarnya.
Munafri juga menyampaikan bahwa program kabel bawah tanah sejalan dengan visi pemerintah kota untuk membangun Makassar sebagai kota metropolitan yang modern dan memiliki tata kota yang tertata rapi.
“Kita juga rencana kasih turun kabel, jika memungkinkan berkolaborasi dengan kabel PLN, kita kasih gabung saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, harapannya dimasa yang datang pembangunan tata kota dapat beriringan dengan program pembangunan kabel bawah tanah PLN di sejumlah kawasan prioritas. Dengan begitu, selain memastikan keamanan jaringan listrik, wajah Kota Makassar juga akan semakin tertata, indah, dan modern.
Bagi Munafri, pertemuan ini menjadi momentum penting sinergi antara PLN dan Pemkot Makassar. Ia berharap kedepannya, kedua pihak terus memperkuat koordinasi teknis agar penataan infrastruktur listrik—baik melalui pemeliharaan jaringan maupun pembangunan kabel bawah tanah—dapat terlaksana secara bertahap dan berkesinambungan.