Pemkot juga menjalankan Gerakan Orang Tua Hinggap berbasis by name by address untuk intervensi stunting.
Pencegahan penyakit menular dan tidak menular dilakukan melalui forum multisektoral eliminasi TBC, kolaborasi puskesmas–klinik, program prioritas hipertensi dan diabetes, serta Posbindu di seluruh kelurahan.
“Selain itu, hadir Mobile Dinas Ketahanan Pangan dan Mobile Lab Keamanan Pangan untuk uji bahan pangan di lapangan,” jelas Munafri.
Kedua, Permukiman dan Fasilitas Umum. Memiliki 22 indikator dengan capaian 81%. Serta Indeks Kualitas Lingkungan Hidup naik dari 57,53 menjadi 61,41. Dan Sanitasi aman meningkat dari 4,56% menjadi 8,45%.
Didukung regulasi Perda No.1/2016 dan Perwali No.43/2024 tentang pengelolaan air limbah domestik, serta pembangunan IPAL Losari berkapasitas 16.000 m³/hari yang melayani 14.000 sambungan rumah.
“Kami Pemkot juga berkolaborasi dengan Pemerintah Australia dan pihak lain, untuk penanganan kawasan kumuh,” tuturnya.
Ketiga, Satuan Pendidikan. Memiliki 11 indikator dengan capaian 95%. Dimana, terdapat regulasi daerah terkait UKS/M, inspeksi kesehatan lingkungan sekolah, dan inovasi Podcast Adiwiyata.
“Lingkungan sekolah dipantau secara rutin untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyakit,” ungkap Appi.
Keempat, Pasar. Memiliki 13 indikator dengan capaian 88%. Sedangkan, KTR di pasar naik dari 38% ke 55%. Dan Fasilitas ruang ASI naik dari 67% ke 72%. Serta Pengelolaan limbah cair meningkat dari 11% ke 33%.
“Lima pasar telah menerapkan KTR, sementara sejumlah pasar lain mengelola sampah dengan metode 3R. Pengawasan bahan pangan dilakukan rutin bersama dinas terkait dan BPOM,” jelas politisi Golkar itu.