Kalista menawarkan skema kemitraan di mana Pemkot Makassar tidak perlu mengeluarkan investasi awal untuk pengadaan armada maupun pembangunan infrastruktur charging station.
Semua kebutuhan akan ditanggung oleh Kalista, dengan sistem pembayaran berbasis masa pakai armada beberap tahun, mirip dengan skema leasing-as-a-service.
Kalista juga menyiapkan portofolio kendaraan yang variatif, mulai dari bus besar dan sedang untuk angkutan umum. Seluruh armada dilengkapi fitur keselamatan canggih.
Setelah sukses mengimplementasikan solusi serupa di Jakarta dan Medan, Kalista menyasar Makassar sebagai salah satu kota besar potensial yang siap melakukan transisi menuju transportasi publik rendah emisi.
“Kami sudah melakukan uji coba di tujuh kota besar. Kunci keberhasilan adalah komitmen dan kepercayaan pemerintah daerah terhadap efektivitas kendaraan listrik,” jelasnya.
“Makassar kami nilai sangat strategis karena telah menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan sistem transportasi yang berkelanjutan,” tutur Yoga.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyambut baik tawaran dan model bisnis yang diajukan Kalista. Menurutnya, Makassar perlu mengakselerasi penggunaan teknologi hijau untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kota modern.
“Kita butuh lompatan dalam pembangunan transportasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga peduli lingkungan. Tawaran Kalista sangat menarik dan sejalan dengan misi Makassar menjadi kota inklusif, hijau, dan berkelanjutan,” ujar Munafri.