Food Station Tjipinang Jaya diketahui menggerakkan sekitar 75 persen dari omzetnya melalui aktivitas perdagangan beras, yang diperoleh melalui kemitraan dengan kelompok tani di berbagai daerah.
“Kita ingin tau langsung bagaimana Food Station mengelola rantai distribusi, membangun kerja sama antar daerah, dan memastikan stok pangan tetap aman. Hal-hal ini yang akan kami terapkan di Makassar,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran daerah dalam membangun sistem pangan yang tidak selalu bergantung pada pusat. Dimana, ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tapi juga soal logistik, distribusi, dan manajemen.
“Kami percaya, dengan model seperti ini, Perseroda Pangan Makassar bisa memberi dampak nyata bagi masyarakat kota, baik dari sisi ketersediaan bahan pokok maupun penciptaan lapangan kerja,” tegasnya.
Kunjungan ke Food Station merupakan bagian dari rangkaian studi banding Pemkot Makassar dalam rangka transformasi BUMD menjadi Perseroda yang lebih adaptif dan berorientasi bisnis.
Kehadiran Pemkot Makassar ke Jakarta menjadi sinyal kuat bahwa daerah kini membangun kemandirian ekonomi lokal melalui tata kelola BUMD yang profesional.